Minggu, 28 Juni 2009

busana muslim


JAKARTA – Bulan suci Ramadhan telah di depan mata. Dengan hati gembira, tiap Muslim di negeri ini bersiap menyambut bulan yang amat ditunggu itu. Sebulan kemudian, Hari Raya Lebaran datang menyusul. Pada saat-saat tadi, busana menjadi salah satu komoditi yang banyak diburu para konsumen. Maklum saja, mereka ingin mengenakan pakaian baru di hari kemenangan sebagai cerminan hati yang baru kembali suci. Namun, agar makin afdol, busana yang diincar itu mengikuti ajaran Islam. InilahSejak Islam datang sebagai agama ke Indonesia di abad ke-7, ada banyak pengaruh besar yang diberikan pada tatanan kehidupan bangsa ini. Cerminan itu bisa disimak dalam buku Indonesia Indah ”Busana Tradisional 10” terbitan Yayasan Harapan Kita dan BP3 TMII, tertulis : ”Pengaruh Islam yang besar khusus pada busana perempuan yakni penyempurnaan yang disesuaikan dengan norma-norma dan kaidah keislaman. Busana yang, pada awalnya terbuka di bagian dada, kemudian disempurnakan asal tak nampak vulgar. Sedangkan maksud utamanya adalah menutup aurat kaum perempuan… Yang paling dominan dan menandakan kebesaran budaya Islam dalam tata busana adalah penggunaan selendang atau kerudung oleh perempuan untuk menutup kepala, serta model busana lain yang disesuaikan dengan anjuran Islam.”Dari situ jelas terlihat bahwa kaum Muslim negeri ini makin memperhatikan tata cara berbusana dalam kehidupan sehari-hari. Tentu didasarkan pada aturan dalam Islam. Awalnya, banyak orang ragu untuk mengenakan busana Muslim. Kesan kolot, ketinggalan zaman alias kuno hingga tak modis acap kali terlontar. Beberapa perusahaan pun mengeluarkan larangan berjilbab bagi karyawati. Belakangan, kristal keraguan itu berangsur mencair.Dengan sentuhan kreatif dan perjuangan gigih, para perancang busana Muslim berhasil mengangkat busana ini ke dalam kancah fashion nasional. Pelan tapi pasti busana Muslim mampu menyedot perhatian hingga orang tak lagi ragu mengenakannya. Malahan, punya mode dan tren tersendiri. Alhasil, booming busana Muslim pun tak terhindarkan.”Karena sedang booming, saat ini banyak orang yang salah kaprah dalam menilai busana Muslim. Tidak setiap busana yang berlengan panjang dan tertutup dikategorikan sebagai busana Muslim. Ada kaidah-kaidah yang harus ditaati,” ungkap Hj. Gusmi Jufri dari Rumah Busana Sessa, sebuah butik yang khusus menjual busana Muslim. Menurutnya, masih ada kaum hawa yang mengenakan busana Muslim setengah-setengah. ”Maksudnya, belum tertutup semuanya. Entah itu leher yang masih kelihatan, rambut masih dijambul (masih tetap terlihat walau sudah memakai kerudung), atau lengan panjang yang masih digulung. Nah, dia bilang itu busana Muslim.”Padahal, dalam aturan Islam, kategori busana Muslim jelas disebutkan yaitu tidak ketat menurut membentuk tubuh, tidak tipis atau transparan serta harus menutup aurat (seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan). ”Meski begitu, busana Muslim ini bisa dibuat nyaman dan modis, tanpa harus memperlihatkan aurat seperti itu. Apalagi sampai harus keluar dari akidah Islam,” kata Hj. Gusmi yang sudah berusia 59 tahun. Itu sebabnya, ia merasa keberatan kalau busana yang belum mengikuti syariah Islam itu dikategorikan sebagai busana Muslim. ”Ya, jangan dimasukkan sebagai busana Muslim dong. Sebut saja, busana biasa.”Fenny Mustafa dari Shafira House setuju dengan pendapat tadi. Ia juga mengakui masih ada kaum hawa yang masih setengah-setengah dalam berbusana Muslim. Bahkan kerudung pun masih sering buka-tutup. Tapi itu tak jadi masalah sebab kembali pada hak masing-masing pribadi. Dan Islam pun tak pernah memaksa seseorang.”Agar tak salah kaprah, seorang perancang busana harus mengerti betul syarat berbusana yang Islami. Silakan modis, tetapi harus mengacu pada kriteria-kriteria tadi,” ujar Hj. Gusmi dan Fenny. Jadi, tak sembarang orang bisa merancang dan membuat busana Muslim.
yang banyak dikenal sebagai busana Muslim.

identitas blogger

elli suprapti
1085111129 tugas mandiri 3